Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
B. MASYARAKAT PEDESAAN
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma
ialah Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri. Sehingga menurut Paul H. Landis masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang jumlahnya kurang dari 2.500 jiwa.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai
hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat
pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan.
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari
pertanian.
C. MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota
yaitu :
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia
perorangan atau individu.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih
tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan
pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting,
untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
D. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Aspek positif:
a. Adanya peran
saling melengkapi antara desa dan kota
b. Kota dan desa
adalah saling membutuhkan
c. Kemajuan desa
dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya
Aspek negatif:
a) Desa biasanya lebih
direndahkan dari kota
b) Masyarakat kota
biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa
c) Kesenjangan
sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
E. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN
PERKOTAAN
Masyarakat
Pedesaan:
a. Perilaku
homogen
b. Perilaku yang
dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
c. Perilaku yang
berorientasi pada tradisi dan status .
d. Isolasi sosial,
sehingga statik
e. Kesatuan dan
keutuhan kultural
f. Banyak
ritual dan nilai-nilai sakral
g. Kolektivisme
Masyarakat Perkotaan:
a) Perilaku heterogen
b) Perilaku yang
dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
c) Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
d) Mobilitas sosial,
sehingga dinamik
e) Kebauran dan
diversifikasi kultural
f) Birokrasi
fungsional dan nilai-nilai sekular
g) Individualisme
F. HUBUNGAN ANTARA DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas
yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar
diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena
diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek
perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan
yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu
yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu
kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi
desa melalui beberapa cara, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh
dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan
perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan
yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya
Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan.
Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
(iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke
desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa,
pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari
keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang
kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah
berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan
dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
G. PENDAPAT
Menurut
pendapat saya, masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan bukanlah hal yang
terpisah, keduanya merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam suatu
komunitas. Perbedaan kedua masyarakat tersebut terletak pada ciri-ciri dari
masyarakat tersebut. Hal ini terjadi karena pengaruh dari lingkungan dan
orang-orang sekitar. Masyarakat perkotaan yang lebih individual disebabkan
karena kurangnya interaksi sosial, sedangkan masyarakat pedesaan yang lebih
kolektiv disebabkan karena seringnya terjadi interaksi sosial.
Di Indonesia, tingginya tingkat urbanisasi menyebabkan
tidak meratanya persebaran penduduk. Banyak masyarakat desa yang bermigrasi ke
kota. Hal ini disebabkan karena adanya kecemburuan sosial karena pemerintah
lebih mengutamakan pembangunan di kota serta kurangnya lahan pekerjaan di
pedesaan. Untuk menangani hal itu, pemerintah harus menggalakkan program
transmigrasi serta meningkatkan pembangunan di pedesaan, sehingga antara
masyarakat pedesaan dan perkotaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan
mengurangi penumpukan jumlah penduduk di perkotaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar (Herwantiyoko dan Neltje F. Katuuk)
Komentar
Posting Komentar